dc.description |
Banyak orang Kristen menyadari bahwa doa memiliki peran penting dalam perjalanan iman di dalam Kristus. Di sisi lain, tidak sedikit pula orang Kristen mundur dari tindakan doa. Keputusan untuk mundur dari usaha doa, tentu tidak terlepas dari kondisi dosa yang menyeret manusia untuk lebih memilih hidup dalam keinginannya sendiri dari pada hidup menurut kehendak Allah. Keinginan untuk hidup berpusat kepada diri sendiri terus menerus terjadi bahkan menjadi tantangan bagi gereja. Hans Urs von Balthasar mengatakan "usaha doa dalam gereja dikelilingi oleh sikap kemurungan hati, kepecutan hati, sehingga memiliki kerinduan untuk berdoa tetapi tidak mampu untuk mengelolanya."' Tentu hal ini tidak terlepas dari krisis pemahaman mengenai doa. Krisis yang terjadi ini disebutkan oleh Edmund Chan sebagai krisis teologi. Krisis teologi yang dimaksudkan oleh Chan adalah ideologi sekuler telah berkerumun dalam pola pikir kekristenan sehingga pola pikir kekristenan yang pada dasarnya berorientasi kepada Allah, sekarang telah dikompromikan. Krisis teologi ini dikhususkan dalam bentuk krisis kerohanian. Munculnya semangat yang memberikan perhatian penuh kepada kemampuan manusia (antroposentris) sehingga gereja sekarang ini mengalami korupsi orientasi hidup yang pada awalnya berorientasi kepada Allah sekarang beralih menjadi orientasi kepada manusia merupakan jantung dari krisis kerohanian. Tentu korupsi orientasi hidup ini akan mencakup tentang doa. |
|