dc.description |
Pada abad ke-19. teologi berada di bawah pengaruh Idealisme. Romantisisme. dan Historisme sebagai dampak luas yang ditimbulkan oleh zaman Pencerahan. Pada masa ini teologi bukan menjadi kembali pada Alkitab, melainkan justru menjadi dipengaruhi oIeh gerakan-gerakan di luar gereja. Abad ke-19 ini merupakan suatu era yang dinyatakan sebagai suatu abad yang tidak nyaman bagi Kekristenan. oIeh karena para rasionalis di abad Pencerahan mengagungkan rasio manusia sebagai kekuatan dan sumber otoritas tertinggi, sehingga mereka mencoba untuk menjadikan agama selaras dengan rasio dan menolak agama supraalamiah. Untuk itu para teolog di abad 19 mencari cara untuk keluar dari jalan buntu yang diakibatkan oIeh gerakan Pencerahan dengan menentukan suatu tempat istimewa bagi agama di dalam kehidupan manusia. Dengan demikian mereka membangun suatu hubungan yang baru terhadap aspek transendensi dan imanensi. Dalam hal ini, Kant mengemukakan dalil kode etik atau moralitas sebagai titik utama dari dimensi khusus agama. Sedangkan Hegel mengalihkan titik fokus kepada alam intelektual atau spekulatif. Tetapi apa yang lebih merupakan suatu inovasi kejutan di dalam teologi agama adalah ketika Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher mengangkat atau meninggikan suatu kehidupan intuisi, suatu pengalaman khusus manusia yang la sebut sebagai "perasaan" (feeling), sebagai pusat agama. la melihat, bahwa perasaan adalah dasar teologi. |
|