STT Amanat Agung Repository

Konsep Sesama Manusia dalam Injil Lukas 10:25-37 dan Implikasinya bagi Gereja masa Kini

Show simple item record

dc.provenance Jakarta
dc.contributor.advisor Lotnatigor Sihombing
dc.contributor.author Jacobus Ramli
dc.date.accessioned 2022-12-07T03:53:24Z
dc.date.available 2022-12-07T03:53:24Z
dc.date.issued 2003-12-11
dc.identifier.uri https://repository.sttaa.ac.id/xmlui/handle/123456789/245
dc.description pada dasarnya manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Hubungan ini nampak dalam persekutuan-persekutuan besar maupun kecil, seperti dalam keluarga dan masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia hidup bersama-sama dengan pribadi lain dan bertanggung jawab seorang terhadap yang lain. Manusia pada saat yang sama adalah mahluk individual dan juga makhluk sosial. Manusia makhluk sosial ini diciptakan Tuhan untuk saling mengasihi, salah satu alasan Tuhan menempatkan Hawa di sisi Adam adalah agar Adam mengasihi Hawa sama seperti Allah yang mengasihi dirinya. Hal sebaliknya supaya Adam juga memperoleh kasih dari Hawa, Allah berfirman, "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri" (Kej 2:18). Ungkapan Allah ini menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia butuh sesamanya, karena sesungguhnya manusia tidak dapat hidup tanpa sesamanya. Untuk menjalankan kehidupan yang harmonis Allah memberikan potensi kasih yang berasal dari diri-Nya. Dengan pemyataan ini terimplikasi bahwa komunitas pertama manusia itu dibangun atas dasar kasih.
dc.publisher STT Amanat Agung
dc.subject Manusia
dc.subject Injil Lukas
dc.subject Gereja
dc.title Konsep Sesama Manusia dalam Injil Lukas 10:25-37 dan Implikasinya bagi Gereja masa Kini
dc.type Skripsi


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi
    Skripsi Mahasiswa STT Amanat Agung (Undergraduate theses by STTAA students)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account