STT Amanat Agung Repository

The SUBVERSIVE YOUTH WORKERS

Show simple item record

dc.contributor.editor Astri Sinaga
dc.date.accessioned 2023-02-07T07:21:39Z
dc.date.available 2023-02-07T07:21:39Z
dc.date.issued 2015
dc.identifier.isbn 978-602-73364-1-4
dc.description Dalam suatu wawancara dengan 18 rohaniwan atau Pembina Rohani kaum muda yang melayani di gereja-gereja berlatar belakang Injili - Tionghoa, ditemukan beberapa tantangan yang dialami oleh pelayanan kaum muda. Ada tiga tantangan atau hambatan besar yang seringkali membuat frustasi sehingga membuat terjadinya stagnasi dalam diri Rohaniwan dan pelayanan itu sendiri. Pertama, kaum muda di zaman ini memiliki kehidupan yang terlalu kompleks, kebanyakan mereka tidak memiliki minat dalam kehidupan rohani sehingga Pembina Rohani seringkali merasa tidak punya cukup kemampuan untuk melayani mereka. Kedua, sistem Gereja umumnya tidak memberikan ruang yang cukup bagi seorang Pembina Rohani kaum muda dalam menjalankan dan mengembangkan pelayanan kaum muda yang dinamis dan kreatif. Ketiga, ada berbagai masalah pribadi yang terdapat di dalam diri Pembina Rohani itu sendiri, mulai dari pergumulan pribadi sampai tidak adanya visi bahkan minât kepada dunia kaum muda. Tantangan-tantangan tersebut membuat banyak Pembina Rohani kaum muda menjadi frustras! dan merasa terhambat, sehingga sampai pada satu titik, tidak tahu lagi harus berbuat apa. Betapa pun besarnya tantangan yang datang dari luar atau dari dalam diri seorang Pembina Rohani kaum muda, entah itu dikarenakan rumitnya sistem gereja, kerasnya perlakuan para pemimpin Gereja kepada mereka dan kompleksnya pelayanan kaum muda itu sendiri, nampaknya seluruh masalah dalam pe layanan kaum muda akan bermuara kepada diri pelayan atau youth pastor/youth worker itu sendiri. Pembina Rohani kaum muda tidak bisa lagi dipandang sebagai pelayanan yang mudah sehingga siapa saja bisa melakukannya, hal ini dikarenakan dunia kaum muda di zaman ini jauh lebih rumit jika dibandingkan dengan dunia kaum muda tiga sampai empat dekade yang lalu. Tidak cukup hanya menjadi orang muda untuk bisa melayani kaum muda, atau sekedar pandai bergaul dan memiliki kepribadian yang terbuka, supaya bisa diterima atau mendapat tempat di hati kaum muda. Kompleksitas pelayanan kaum muda hari ini sangat membutuhkan seorang Youth Workeryang lebih dari sekedar pribadi yang dinamis, pandai bergaul dan punya gelar teologi. Lalu seperti apakah seharusnya karakteristik seorang Youth Worker di Indonesia yang ketika menghadapi tantangan tersebut tetap dapat bertahan bahkan mengatasinya sehingga menjadi efektif dan tetap dapat terus berkarya? Tentu hal ini terkait erat dengan kegairahan, visi dan arah yang jelas, serta keterampilan membaca zaman. Semua itu harus dibangun dalam diri seorang pelayan yang tidak terlihat secara langsung oieh jemaatnya, namun dapat dirasakan secara nyata. Ketika seorang Youth Worker ada bersama dengan kaum mudanya dalam berelasi, atau ketika berkhotbah, mengajar dan memimpin, seharusnya ada suatu proses yang tidak terlihat tetapi terus terbangun dalam diri seorang Pembina Rohani kaum muda. Bagian yang tidak terlihat namun terus bergerak itulah yang disebut 'subversive’. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Pusat Studi dan Pengembangan Pelayanan Kaum Muda STT Amanat Agung en_US
dc.relation.ispartofseries SIMPOSIUM PELAYANAN KAUM MUDA;IV
dc.subject Pelayanan Kaum Muda en_US
dc.subject Youth en_US
dc.subject Pembina Rohani en_US
dc.title The SUBVERSIVE YOUTH WORKERS en_US
dc.type Book en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

  • Buku
    Buku karya civitas academica STT Amanat Agung (Books by STTAA community)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account