dc.description |
“Aneh ya? Dia itu rajin beribadah, hidupnya juga sangat saleh, tetapi kok bisa tertangkap oleh KPK? Lagi apes kali ya?” Demikian cetus seseorang dalam suatu percakapan. Apa yang menarik dari cetusan itu? Bagaimana mungkin orang saleh bisa masuk penjara? Bukankah biasanya orang saleh pasti moralnya baik dan orang jahat moralnya jahat? Jika demikian, apakah ada hubungannya antara kesalehan dan moralitas? Berbicara mengenai kesalehan, tentu saja kesalehan yang dimaksudkan bukan semata-mata soal perbuatan melakukan ritual agama secara baik dan benar. Kesalehan lebih dari itu. Kesalehan lebih menunjuk kepada tataran yang lebih personal. Kesalehan merupakan ketaatan menjalankan ritual agama yang bersumber dari keyakinan atau teologi. Apabila kini kita membicarakan hubungan teologi dan moralitas, sebenarnya kita sedang membicarakan spiritualitas. Dalam menyambut minggu Advent, kita akan belajar dari spiritualitas Zakaria sebagai orang yang menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Bila Zakaria menanti kedatangan Yesus yang pertama, kita menanti kedatangan Yesus yang kedua kali. Spiritualitas seperti apa yang harus diperlihatkan oleh setiap orang yang menanti kedatangan Yesus? |
en_US |