dc.description |
Spiritualitas di dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi menekankan aspek transformasi hidup. Di bagian pengantar dari surat ini (1:1), Paulus memanggil para pembacanya, sebagai orang-orang kudus di dalam Kristus (τοῖς ἁγίοις ἐν Χριστῷ Ἰησοῦ). Kata ἅγιος dalam Perjanjian Lama (LXX) merujuk kepada segala sesuatu yang dikhususkan bagi Allah, termasuk dalam hal ini bangsa Israel. Dengan demikian identitas οἱ ἁγίοι merupakan echo dari Keluaran 19:16 yang menyatakan identitas perjanjian (covenantal identity) Israel: bangsa yang kudus (ἔθνος ἅγιον; cf. λαὸς ἅγιος di Ulangan 7:6). Sebagai bangsa yang dikhususkan Allah, Israel dipanggil untuk merefleksikan kekudusan Allah: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus (ἅγιοι ἔσεσθε ὅτι ἐγὼ ἅγιος κύριος ὁ θεὸς ὑμῶν; Imamat 19:2). Adalah keyakinan Paulus bahwa semua yang ada di dalam Kristus, termasuk jemaat di Filipi, adalah bagian dari umat Allah. Berangkat dari identitas ini, Ia mendorong jemaat di Filipi membangun kehidupan yang kudus (2:15). Di dalam kerangka tersebut di atas, tulisan ini membahas pembangunan spiritualitas kekudusan yang terefleksikan di dalam surat Filipi. Dua pertanyaan penting yang akan dijawab di dalam tulisan ini: (1) bagaimanakah karakter spiritualitas kekudusan di dalam Kristus?; (2) bagaimanakah proses pembangunan spiritualitas kekudusan itu sendiri? Di dalam menjawab kedua pertanyaan ini, bagian pertama dari tulisan ini menyoroti korelasi antara Injil Kristus dan pembentukan karakter kekudusan, dan bagian kedua membahas aspek eskatologis dari pembangunan spiritualitas ini. Makalah ini ditutup dengan kesimpulan yang bersifat aplikatif. |
en_US |