dc.description |
Transhumanisme—sebuah pandangan atau gerakan yang mengupayakan peningkatan kondisi manusia sehingga pada akhirnya melampaui kondisi dan keterbatasan manusia saat ini—merupakan salah satu topik yang menarik perhatian banyak pihak dan kerap ditelisik dari berbagai sudut. Ada banyak pro dan kontra terkait dengan pandangan ini, tak terkecuali di kalangan Kristen. Tulisan ini merupakan sebuah kontribusi kecil upaya dialog antara transhumanisme dengan Kristianitas, khususnya studi biblika. Umumnya, respons Kristianitas terhadap transhumanisme ditinjau dari perspektif eskatologi, di mana transformasi tubuh manusia yang seutuhnya akan terjadi di saat Kristus datang kembali. Dalam tulisan ini, penulis akan meninjau dari perspektif pneumatologi, di mana transformasi manusia sudah mulai terjadi saat Roh Kudus hadir. Secara khusus, penulis akan membaca peristiwa Pentakosta di Kisah Para Rasul 2 dan melihat bagaimana hal tersebut dapat berkontribusi terhadap diskusi mengenai transhumanisme. Diskusi para sarjana biblika mengenai teks Kisah Para Rasul 2 umumnya berotasi seputar tema dan isu baptisan Roh Kudus, Bahasa roh, era baru dalam narasi keselamatan, kelahiran gereja, keterkaitan dengan turunnya Taurat, dan/atau kuasa Roh Kudus dalam pelayanan para murid. Sejauh pengetahuan penulis, belum ada diskusi yang mengaitkan peristiwa Pentakosta di Kisah Para Rasul 2 dengan fenomena transhumanisme. Tulisan ini merupakan sebuah kontribusi kecil untuk mengisi kekosongan tersebut. |
en_US |