dc.description |
Krisis terjadi ketika ada gap/kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara apa yang kita percayai dengan kenyataan yang kita lihat, antara apa yang kita ketahui dengan realitas yang kita alami. Krisis iman sering kali terjadi ketika kita melihat kejahatan dan mengalami penderitaan. Di dalam situasi seperti ini kita sering kali bertanya: “Yang saya tahu Allah baik, tetapi mengapa Ia membiarkan saya menderita? Yang saya tahu Allah Mahakuasa, tetapi mengapa Ia tidak menyembuhkan penyakit saya? Yang saya tahu Allah itu benar dan adil, tetapi mengapa Ia membiarkan kejahatan makin merajalela dan banyak orang yang tidak bersalah justru menjadi korban?” Tidak sedikit orang Kristen kemudian mulai mempertanyakan kebaikan dan kemahakuasaan Allah, bahkan meragukan keberadaan-Nya, dengan logika seperti ini: Jika Allah Mahabaik, Dia pasti mau menghapuskan segala macam kejahatan di dunia ini (khususnya kejahatan yang menimpa saya!). Jika Allah Mahakuasa, Dia pasti mampu menghapuskan segala kejahatan. Tetapi kenyataannya, kejahatan masih ada. Maka kemungkinannya, Allah mau menghapus kejahatan, tapi tidak mampu. Berarti Dia bukan Allah yang Mahakuasa. Atau Allah mampu, tapi Dia tidak mau. Berarti Dia Allah yang kejam. Kesimpulannya, Allah tidak Mahakuasa, atau Allah tidak Mahabaik, atau Dia memang tidak ada! |
en_US |