Description:
Uang atau harta merupakan kebutuhan mendasar manusia. Untuk meneruskan dan menunjang kehidupannya, manusia membutuhkan uang. Uang telah menjadi alat tukar yang sah di seluruh dunia untuk mendapatkan berbagai barang dan jasa yang menjadi kebutuhan manusia. Oleh sebab itu, manusia bekerja keras untuk mendapatkan uang dan mendapatkannya lebih banyak lagi demi meningkatkan taraf kehidupannya. Tidak heran bahwa harta telah menjadi sesuatu yang selalu dikejar
untuk didapatkan dan ditimbun, bahkan kalau perlu dengan mengompromikan prinsip-prinsip kebenaran. Rasul Paulus telah mengingatkan hal ini kepada Timotius, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Tim. 6:10). Pengejaran terhadap harta yang sebanyak mungkin, yang telah menjadi pola pikir banyak orang, antara lain disebabkan oleh peningkatan secara signifikan berbagai produk barang dan jasa yang muncul di pasar. Manusia dikelilingi oleh berbagai tawaran barang dan jasa yang seolah menjanjikan akan semakin melengkapi nilai dan kenikmatan hidupnya. Akibatnya, banyak orang, sadar maupun tidak, telah masuk dalam pola hidup yang sangat konsumtif. Mereka telah memiliki sesuatu, namun selalu ingin lebih lagi atau menggantinya dengan jenis yang lebih baru. Semangat konsumerisme telah mencengkeram begitu banyak orang, yang ditandai dengan ketidakpuasan terhadap apa yang telah dimiliki dan keinginan untuk mendapatkan apa yang belum dimiliki serta mengalami pengalaman-pengalaman yang baru.