Kalau kita datang kepada Tuhan dalam doa dan memohon kepada-Nya supaya diberikan iman yang makin kuat, kasih yang makin besar, sukacita yang makin melimpah, dan hasrat yang makin menggebu-gebu kepada Tuhan apakah doa kita akan dijawab atau tidak? Sebagian besar kita akan berkata, “Oh, pasti dijawablah.” Sekalipun kita yakin doa seperti itu akan dijawab, kita tidak bisa mengetahui dengan jalan atau cara bagaimana Tuhan menjawab doa-doa seperti itu. Kita mungkin membayangkan betapa indahnya jawaban-jawaban doa yang akan kita alami, tetapi kita tidak bisa mengantisipasi cara atau proses yang dipakai Tuhan untuk mentransformasi iman, kasih, sukacita, dan hasrat kita. Hal yang perlu kita sadari adalah ada kalanya kesulitan atau penderitaan merupakan jawaban Tuhan atas doa kita, jawaban yang sebenarnya tidak pernah kita harapkan. Ini bukan berarti Allah itu senang membuat anak-anak-Nya menderita atau susah (bdk. Rat. 3:33). Akan tetapi jikalau diperlukan, Allah sebagai Bapa yang penuh kasih bisa memakai cara tertentu untuk kebaikan kita, sekalipun itu painful. Pada akhirnya cara yang menyakitkan itu adalah untuk kebaikan kita.