dc.contributor.author |
Astri Sinaga |
|
dc.date.accessioned |
2024-02-20T08:06:56Z |
|
dc.date.available |
2024-02-20T08:06:56Z |
|
dc.date.issued |
2012-10 |
|
dc.description |
Mark Senter membuat sebuah catatan penelusuran yang menarik tentang perkembangan
pelayanan kaum muda di Amerika yang dikonstruksikannya dalam bentuk ’gelombang’ atau
revolusi. Tentunya Pelayanan kaum muda di Amerika memiliki sejarah yang sama sekali tidak
”muda” yaitu rentang waktu mulai dari tahun 1824 sampai era 1990 an dimana buku tersebut ditulis. Senter menjelaskan setiap gelombang dengan diwakili munculnya karya seni.1 Di revolusi
pertama Senter melihat kondisi jaman itu diwakili oleh novel The adventure of Tom Sawyer karya
Mark Twain yang kemudian lebih dikenal dalam film modern Huckelbery Finn - kisah petualangan
anak laki-laki di jaman revolusi industri di kota Missisipi. Lalu pada revolusi yang kedua ditandai
dengan munculnya komedi musik karya Meredith Wilson The Music Man,sedangkan revolusi ketiga
diwakili film musikal Grease. Akhir dari revolusi ketiga ini ditandai dengan munculnya film The
Breakfast Club. Mungkin kita tidak terlalu akrab dengan karya-karya seni tersebut, tapi umumnya
pembaca Amerika paham yang dimaksud Senter ketika ia menggunakan karya-karya seni tersebut.
Dalam karya seni tersebut tertuang realita kehidupan kaum muda yang ada di jaman yang berbeda
dan memiliki pergumulan yang berbeda. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Pusat Studi dan Pengembangan Pelayanan Kaum Muda (PSPPKM) STT Amanat Agung |
en_US |
dc.relation.ispartofseries |
Simposium Pelayanan Kaum Muda;1 |
|
dc.title |
Selayang Pandang Pelayanan Kaum Muda di Indonesia: Antara Kampus dan Gereja |
en_US |
dc.type |
Makalah |
en_US |