STT Amanat Agung Repository

Merangkul Perbedaan di Tengah Kesenjangan Sosial dalam Jemaat

Show simple item record

dc.contributor.author Lie Han Ing
dc.date.accessioned 2024-11-14T03:36:52Z
dc.date.available 2024-11-14T03:36:52Z
dc.date.issued 2024-08
dc.identifier.isbn 978-623-98922-9-6
dc.identifier.uri https://repository.sttaa.ac.id/xmlui/handle/123456789/700
dc.description Kehidupan sebagai komunitas memiliki berbagai keberagaman. Kaufmann dalam bukunya Reconnecting the Church memperlihatkan setidaknya ada beberapa macam keberagaman dalam sebuah komunitas kota, yang juga bisa diartikan sebagai komunitas masyarakat. Ia membaginya dalam tiga kelompok besar: keberagaman dalam etnis, keberagaman dalam kelas ekonomi, dan kelompok yang terpinggirkan. Keberagaman, di satu pihak, membawa keindahan karena memiliki berbagai variasi, tetapi di lain pihak bisa juga menimbulkan ketidaknyamanan bahkan konflik bila tidak disikapi dan dijalani dengan benar. Realitas dalam kehidupan bermasyarakat menunjukkan betapa banyak dan rentannya keberagaman dalam dunia. Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) menjadi torehan yang mewarnai sejarah Indonesia di berbagai tempat. Kehidupan bergereja sebagai sebuah komunitas yang lebih khusus dan lebih kecil (dibanding dengan keseluruhan masyarakat), ternyata tidak lepas dari kenyataan hadirnya keberagaman, baik secara etnik atau kelas sosial ekonomi, serta mereka yang terpinggirkan karena keterbatasan. Ada banyak masalah yang timbul dalam kehidupan bersama sebagai umat hingga menjadi pergumulan Gereja. Gereja mula-mula seperti di Korintus, mengalami konflik keberagaman antara jemaat Yahudi dan non-Yahudi, antarkelompok yang mengidolakan pemimpin. Jemaat di Roma berkonflik antara mereka yang “kuat rohani” dengan yang “lemah rohani” khususnya dalam masalah makanan. Masalah perhatian kepada janda dan orang miskin bukan Yahudi yang dicatat di Kisah Para Rasul 6 merupakan bukti adanya kesenjangan. Hari ini, permasalahan keragaman juga menjadi hal yang tidak asing dalam kehidupan bergereja. Dalam perspektif eklesiologi atau pemahaman tentang Gereja, memang sangat jelas bahwa Tuhan menjadikan Gereja sebagai satu komunitas yang merupakan organisme dengan keterikatan dan relasi yang kuat dalam Kristus. Ada banyak tulisan dan gambaran yang sudah dikemukakan dalam firman Tuhan yang menunjukkan bagaimana seharusnya keberadaan Gereja. Salah satu di antaranya adalah gambaran Gereja sebagai tubuh Kristus dan Kristus sebagai Kepala (Ef. 4:15, 16). Gambaran ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana keberagaman dilihat sebagai satu kesatuan seperti tubuh yang memiliki berbagai anggota, yang bersama sebagai sebuah kesatuan bertumbuh tanpa mengabaikan salah satu bagian dan bersama berperan dalam pertumbuhan yang serasi. Kristus adalah Kepala yang menjadi Sumber dan Pemimpin dari kesatuan komunitas Gereja. Sebagai tubuh Kristus yang bersama dalam ketaatan kepada Kristus yang adalah Kepala, Gereja berkarya menyatakan pekerjaan Allah di tengah dunia. Gambaran tubuh yang terdiri dari berbagai anggota yang berbeda dengan keunikannya juga dikemukakan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1Kor. 12:12–27). Perikop ini berbicara tentang keberagaman dari sisi etnis antara orang Yahudi dan Yunani, juga dari sisi posisi sebagai hamba dan orang merdeka. Gambaran yang dikemukakan dalam perikop tersebut menunjukkan bahwa konflik dan kerentanan juga mewarnai kehidupan berjemaat di Korintus. Paulus dengan gamblang mengingatkan bagaimana menyikapi perbedaan dalam keberagaman yang menjadi realitas dalam kehidupan bergereja. Dalam keterbatasan yang ada, tulisan ini akan mengangkat salah satu dari sekian banyak pergumulan yang dialami Gereja, yaitu dalam mengatasi masalah karena adanya keberagaman dari sisi kelas sosial ekonomi. Realitas adanya kelas dalam kehidupan bersama, termasuk dalam kehidupan bergereja, perlu untuk diakui dan disikapi. Pertanyaan yang perlu dijawab bukan hanya tentang “mengapa” (yang juga penting), tetapi lebih kepada “bagaimana” Gereja bersikap dan bertindak untuk mengatasi permasalahan ini. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher STT Amanat Agung en_US
dc.relation.ispartofseries Gereja bagi Semua;79-98
dc.subject Perbedaan en_US
dc.subject Kesenjangan Sosial en_US
dc.subject Jemaat en_US
dc.title Merangkul Perbedaan di Tengah Kesenjangan Sosial dalam Jemaat en_US
dc.type Book chapter en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

  • Bab Buku
    Bab buku karya civitas academica STT Amanat Agung (Book chapters by STTAA community)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account