dc.description.abstract |
Penelitian ini mengkaji efektivitas pelatihan musik inklusif berbasis Kolintang
untuk meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan sosial tunarungu dalam
komunitas gereja di Komunitas Disabilitas Katolik Kramat, Jakarta Pusat.
Dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus, penelitian ini bertujuan
untuk menggali pengalaman spiritual peserta dalam bermain Kolintang, yang
mengintegrasikan pendekatan multisensori melalui visualisasi nada, gerakan
tubuh, dan sensasi getaran. Pendekatan ini diharapkan dapat mengatasi
hambatan yang dihadapi oleh tunarungu dalam berpartisipasi dalam musik
ibadah. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara
mendalam, dan focus group discussion (FGD) dengan 10 peserta tunarungu, 3
pendamping, dan 4 pelatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan ini
tidak hanya meningkatkan keterampilan musik peserta, tetapi juga
mempererat hubungan sosial di dalam komunitas gereja dan memperdalam
pengalaman spiritual mereka. Pendekatan multisensori terbukti efektif dalam
memfasilitasi tunarungu untuk mengakses musik melalui getaran dan
visualisasi, meningkatkan partisipasi mereka dalam kegiatan gerejawi.
Penelitian ini memberikan kontribusi transformatif dengan menunjukkan
bahwa musik dapat menjadi sarana komunikasi spiritual yang inklusif dan
dapat diakses oleh semua individu, terlepas dari keterbatasan isik mereka,
serta mendukung teologi inklusivitas dalam gereja. |
en_US |