dc.description |
Dalam surat kepada jemaat Filipi, Paulus diperhadapkan dengan pergumulan jemaat yang dapat membawa perpecahan dalam jemaat (4:2). Dalam menghadapi persoalan itu, Paulus menekankan mengenai pentingnya keharmonisan dan kesatuan di antara jemaat, yang dinyatakan dalam Filipi 2:1-4. Keharmonisan dan kesatuan di antara jemaat itu menurut Paulus hanya dicapai apabila setiap jemaat memiliki sikap hidup yang sesuai dengan Kristus. Oleh karena itu, dengan diawali frasa "hendaklah kamu memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus" (ay. 5), kemudian Paulus mengalihkan pembicaraannya, yang terarah kepada Yesus Kristus (2:5-11). Sekalipun dalam konteks Filipi 2:6-11 itu Paulus mengemukakan pemyataan tentang Yesus Kristus dalam tujuan nasihat, namun secara teologis bagian ini sangat penting dalam mendefinisikan kenosis Kristus. Dalam Filipi 2:6-11 itu, Paulus mengajarkan kebenaran mengenai pribadi Kristus dan sifat-sifat Allah. Menurut Paulus, sebelum Kristus menjadi manusia--dalam keadaan pra-eksistensinya--Dia ada "dalam bentuk Ilahi" (2:6). Dengan hati-hati ia menyatakan bahwa Kristus yang dalam keilahian-Nya yang sempurna, telah mengosongkan diri-Nya dan tidak menggunakan keIlahian-Nya untuk keuntungan diri-Nya sendiri. Sebagai salah satu syair pujian Kristus Filipi 2:6-11 merupakan kunci mengenai ajaran tentang pribadi Kristus. Sebagai locus classions dari doktrin Kristologi Paulus, perikop ini mempunyai arti teologi yang dalam dan kaya dengan pernyataan yang penting tentang Kristus, yaitu mengenai keberadaan Kristus sebelum segala sesuatu ada, inkarnasi, dan pengagungan-Nya. |
|