Abstract:
Tesis ini membahas bagaimana seorang teolog (Kevin J. Vanhoozer) memakai filsafat bahasa (teori tutur-tindak) untuk membangun prolegomena teologi, sebagai sebuah alternatif di tengah-tengah kebuntuan metodologis yang dihasilkan oleh pemakaian yang kurang cermat terhadap filsafat bahasa, baik modem maupun pascamodern, dalam berteologi. Teori tutur-tindak yang digagas oleh J.L Austin dan J. Searle melihat tuturan sebagai sebuah spesies dari tindakan. Dengan gagasan dasar inilah mereka menegaskan bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang agen komunikatif dalam tuturannya selain menyatakan sesuatu. Vanhoozer memakai gagasan dan konsep dasar dari teori tutur-tindak dalam kerangka kerja diskursus/tindak komunikatif, melihat Allah Tritunggal sebagai agen dari tindak komunikatif dan Kitab Sud sebagai salah satu tindak komunikatif-Nya. Dalam kerangka kerja ini, Vanhoozer mengembangkan doktrin Kitab Suci dan hermeneutika teologis yang menjunjung tinggi otoritas Kitab Suci sekaligus menghargai keberagaman jenis literatur di dalamnya. Berkaitan dengan natur dari otoritas Kitab Suci, pemakaian teori ini dalam prolegomena teologi Vanhoozer menegaskan kembali supremasi Allah sebagai pengarang Kitab Suci dan menyempurnakan konsep inerrancy Kitab Suci. Berkaitan dengan fungsi dari otoritas Kitab Suci, pemakaian teori ini menegaskan kembali kepentingan teologis dari genre dalam berteologi serta menyempurnakan pemahaman tentang natur doktrin; melihat doktrin bukan sekadar sebagai pernyataan kognitif, melainkan sebagai sebuah pernyataan hikmat.