Abstract:
Tesis ini merespons gugatan terhadap keadilan Allah dalam kematian substitusi penal Yesus Kristus dengan merujuk pada teori pendamaian John Calvin. Teori pendamaian Calvin adalah teori pendamaian yang berhasil merumuskan makna kematian Yesus Kristus sebagai kematian yang memenuhi tuntutan keadilan retributif Allah atas manusia berdosa. Tuntutan keadilan retributif Allah atas manusia berdosa dipenuhi Yesus Kristus dengan cara merepresentasikan dan mensubstitusikan posisi penghukuman manusia berdosa. Penekanan tentang terpenuhinya tuntutan keadilan retributif Allah atas manusia berdosa diuraikan Calvin melalui analogi prosedur peradilan kriminal. Namun seiring berkembangnya ide keadilan retributif secara radikal oleh Immanuel Kant, yang melahirkan prinsip prinsip radikal yang hanya dapat diterapkan dalam hukum kriminal berupa kelekatan kesalahan dan pertanggungjawaban individual, skema kematian substitusi penal Yesus Kristus pun justru dinilai telah gagal dalam mempertahankan keadilan Allah. Para penggugat hanya berfokus pada analogi hukum kriminal yang digunakan serta tidak menyadari bahwa 1) ide keadilan retributif Alkitabiah jauh lebih luas daripada ide keadilan retributif radikal Kant sebab ide keadilan retributif Alkitabiah memungkinkan dosa dan penghukuman atas dosa dapat dipikul dan digantikan oleh pihak lain dan 2) ketika merepresentasikan dan mensubstitusikan manusia, Yesus Kristus melakukannya dalam penyatuan dengan manusia sebagai satu pribadi. Dengan demikian, kematian substitusi penal Yesus Kristus bagi manusia bukanlah suatu kematian yang tidak adil.