Abstract:
Umat manusia dan alam semesta ciptaan Allah sedang diperhadapkan dengan satu masalah, yaitu krisis ekologi. Krisis ekologi ini juga disebut dengan degradasi ekologi (ecological degradation), yaitu terjadinya kerusakan keseimbangan dan ekosistem alam yang menunjang keberlangsungan hidup manusia dan seluruh ciptaan. Krisis ekologi telah membangkitkan kesadaran umat manusia sehingga memunculkan gerakan gerakan lingkungan yang dipelopori oleh kaum environmentalist, baik dari kalangan sekuler maupun dari kalangan religius (termasuk Kristen). Krisis ekologi telah menjadi permasalahan global, oleh karena itu, krisis ekologi juga menjadi bagian dari pergumulan teologi Kristen. Hal ini terlihat dengan munculnya berbagai perspektif teologi terhadap ekologi dan menjadi indikasi positif dalam peranan teologi Kristen terhadap ekologi. Dalam kesadaran ini, penulis melakukan sebuah upaya untuk membangun suatu wacana, yaitu mencari landasan yang tepat untuk merespons masalah ekologi. Wacana yang dibangun adalah konsep tentang langit dan bumi yang baru sebagai landasan teologis terhadap ekologi. Antara langit dan bumi yang baru dengan ekologi memiliki kesamaan dalam hal masa depan alam semesta dan seluruh ciptaan, sehingga konsep langit dan bumi yang baru menjadi salah satu landasan teologis yang sangat signifikan untuk merespons masalah ekologi. Dengan melihat ekologi berdasarkan konsep langit dan bumi yang baru, membawa pada satu pemahaman yang utuh terhadap ciptaan Allah mulai dari awal mula penciptaan, kejatuhan, penebusan, pengudusan dan pemenuhan keselamatan secara sempurna di langit dan bumi yang baru. Konsep teologi-ekologi yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap langit dan bumi yang baru memiliki signifikansi dalam pelayanan pastoral, karena pelayanan pastoral memiliki kapasitas untuk mewujudkan konsep teologi-ekologi tersebut dalam kehidupan gereja.