Abstract:
Skripsi ini membahas tentang peran dan karya Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran dalam penafsiran dan pemberitaan Alkitab. Hingga saat ini masih teijadl ketegangan di dunla penafsiran antara bergantung kepada Roh Kudus dan bergantung kepada kemampuan intelektual. Ada dua macam pandangan mengenai hal ini: Pandangan pertama, penafsiran seorang percaya yang rohaninya kuat dan rajin berdoa akan lebih akurat dari seorang Kristen yang spiritualitasnya lemah. Pandangan kedua, keadaan rohanl seseorang bukanlah sebuah pengukur yang akurat untuk menentukan kebenaran eksegesisnya. Kedua pandangan ini menyebabkan ekstrim yang berbeda. Di satu sisi, seorang percaya akan sangat bergantung kepada Roh Kudus dan tidak memerlukan metode penafsiran. Di sisi lain, seorang yang tidak percaya bisa lebih tajam dalam menafsirkan teks Alkitab tanpa menyertakan Roh Kudus dalam proses penafsirannya. Dalam skripsi ini penulis hendak memperlihatkan bahwa dalam proses penafsiran Alkitab, kemampuan intelektual (mencakup metode penafsiran yang benar) dan kebergantungan kepada Roh Kudus harus memiliki keseimbangan. Sebab penafsiran membutuhkan seni, ilmu dan tindakan ilahi. Peran Roh Kudus sangat penting, baik dalam penafsiran maupun dalam pemberitaan flrman Tuhan. Sebagai Roh Kebenaran, Roh Kudus menuntun orang percaya kepada seluruh kebenaran akan Yesus Kristus. Roh Kudus menuntun orang percaya mengenai karya Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus, dengan menggunakan cara dan metode yang benar. Seorang yang memiliki Roh Kudus tidak hanya dituntun untuk mengenai kebenaran, namun Roh Kudus juga memberikan keyakinan akan kebenaran tersebut.