Abstract:
Kitab Daniel merupakan kitab dalam Perjanjian Lama yang banyak mengandung nuansa apokaliptik (Dan 7-12). Di dalam kitab ini juga muncul ungkapan "anak manusia" yang kemudian menjadi perdebatan besar di kalangan sarjana Alkitab terkait dengan misteri identitas figur tersebut serta hubungannya dengan Pejanjian Baru karena ungkapan tersebut sangat berguna bagi kepentingan studi kristologi Perjanjian Baru. Banyak sarjana Alkitab yang telah mengemukakan teori untuk menyingkapkan identitas figur anak manusia yang muncul dalam Daniel 7:13-14. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti konsep anak manusia di dalam pemikiran Yahudi khususnya dalam Daniel 7 serta hubungannya dengan kristologi Perjanjian Baru. Tulisan ini berpendapat bahwa seorang anak manusia yang terdapat dalam kitab Daniel memiliki asosiasi mesianis. Dalam bagian pertama, penulis memulai dengan survei pemahaman anak manusia dalam pemikiran Yahudi. Penulis menunjukkan bahwa sesungguhnya telah terjadi pergeseran pemahaman anak manusia dalam arti manusia biasa secara umum menjadi anak manusia yang menunjuk kepada sosok raja/Mesias yang dapat dilihat dalam literatur Bait Allah Kedua (1 Henokh dan 4 Ezra). Keyakinan ini tidak lepas dari pengharapan Israel (the hope of Israel) yang tercermin dalam kitab ini. Umat yang menderita di bawah Antiokhus IV Epifanes mengharapkan adanya kelepasan dari penjajahan bangsa asing dan sosok Mesias adalah jawaban Allah atas kondisi tersebut. Skripsi ini juga menjelaskan bahwa figur dalam Daniel inilah yang dikutip oleh Tuhan Yesus dalam Injil Sinoptik. Yesus mengidentifikasikan diri-Nya dengan figur tersebut. la tidak hanya sekadar mengambil istilah tetapi juga memberikan makna baru terhadap ungkapan tersebut dalam kaitannya dengan kemesiasan-Nya. Ungkapan tersebut adalah suatu cara untuk menyembunyikan kemesiasan-Nya yang bagi orang pada zamannya identik dengan Mesias revolusioner.