Abstract:
Skripsi ini membahas tentang pengembangan spiritualitas kaum muda yang dilakukan melalui strategi coaching. Pengembangan spiritualitas kaum muda adalah upaya yang dilakukan untuk mengembangkan spiritualitas kaum muda, sehingga hidupnya dapat semakin serupa dengan Kristus. Hal ini perlu dilakukan, karena kaum muda merupakan manusia berdosa yang perlu mengalami perkembangan spiritualitas, supaya dirinya dapat kembali kepada desain Tuhan yang semula. Namun, dalam mengembangkan spiritualitas kaum muda, kita perlu memahami karakteristik spiritualitas kaum muda. Budaya pascamodern telah memberikan pengaruh terhadap karakteristik spiritualitas kaum muda, yaitu ambiguitas, autentisitas, dan pengalaman. Masalahnya, ada indikasi bahwa pengembangan spiritualitas kaum muda yang dilakukan oleh beberapa gereja kurang mempertemukan ruang pemahaman dengan ruang pengalaman. Oleh karena itu, strategi coaching perlu diterapkan dalam menjawab kebutuhan ini. Strategi coaching adalah upaya yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Jika menghubungkan potensi yang dimiliki oleh seseorang dengan konteks kekristenan, maka potensi yang dimaksud adalah segala kemampuan yang diberikan oleh Roh Kudus, sehingga dirinya mampu hidup semakin serupa dengan Kristus. Dalam prosesnya, strategi coaching terdiri atas empat tahapan, yaitu antara lain: Preparation, Practice, Performance, Post-game. Fase Preparation, kita mengidentifikasi kebutuhan apa yang dimiliki oleh kaum muda. Fase Practice, kita memberikan ruang pemahaman berupa pendalaman Alkitab bagi kaum muda. Fase Performance, kita memberikan ruang pengalaman dengan cara mengajaknya untuk mengaplikasikan firman Tuhan di dalam kehidupan keseharian. Fase Post-game, kita mengajak kaum muda untuk mengevaluasi rangkaian proses coaching yang telah dilakukan.