Abstract:
Skripsi ini mengkaji pendekatan penafsiran eklektik Gregory K. Beale dan Grant R. Osborne dalam menafsir gambaran binatang buas dari dalam laut yang terdapat dalam sejumlah ayat dalam kitab Wahyu (Why. 11:7; 13:1-8, 12, 14-18; 16:10-16; 17:3, 8-17; 19:19-20; 20:10). Figur ini digambarkan kitab Wahyu sebagai salah satu agen utama iblis dalam menganiaya umat Kristen. Empat pendekatan tradisional, yaitu preteris, historisis, futuris, dan idealis telah menafsir gambaran binatang buas sebagai kekaisaran Romawi, sistem kepausan di abad pertengahan, figur Antikristus yang muncul di akhir sejarah, dan pemerintahan anti-kristen yang hadir di sepanjang sejarah gereja. Gregory K. Beale dan Grant R. Osborne menggunakan pendekatan kelima, yaitu eklektik, sehingga Beale menafsir gambaran binatang ini sebagai sistem pemerintahan demonis yang muncul di sepanjang zaman dan di akhir sejarah, sedangkan Osborne menafsirnya sebagai sejumlah figur Antikristus politis yang akan muncul di sepanjang sejarah sebagai antisipasi dari figur Antikristus sebenarnya di akhir sejarah. Berdasarkan kajian terhadap pendekatan eklektik Beale dan Osborne, walaupun kedua pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan dalam menafsir gambaran binatang buas dari dalam laut, penulis mendapati bahwa ada sejumlah sumbangsih yang dapat diberikan oleh pendekatan eklektik Beale dan Osborne melalui beberapa kekuatan penafsiran mereka terhadap gambaran binatang tersebut.