Abstract:
Skripsi ini membahas tentang penggambaran figur Daud dalam 1-2 Tawarikh. Daud digambarkan sebagai tokoh idéal dalam sejarah kerajaan Israël oleh penulis 1-2 Tawarikh. Penggambaran Daud yang idéal itu dilakukan penulis 1-2 Tawarik karena pendengar pertama 1-2 Tawarikh, yaitu orang-orang Yehuda yang telah kembali ke Yerusalem dari tanah pembuangan Babel itu mengalami kekecewaan dan krisis identitas. Penulis 1-2 Tawarikh memulihkan identitas orang orang Yehuda dengan cara mengingatkan mereka bahwa mereka adalah bangsa yang dipilih oleh Allah menjadi bangsa perjanjian, di mana tokoh Daud sebagai simbol pengharapan bagi mereka, yaitu pertanda bahwa Allah akan memulihkan identitas mereka. Dalam menggambarkan Daud sebagai tokoh idéal, penulis 1-2 Tawarikh melakukan berbagai upaya, di antaranya ada empat. Pertama, ia menghilangkan kisah gelap Daud, kisah gelap rumah tangga Daud, dan kisah baik Daud. Kedua, ia menambahkan silsilah dan kisah hubungan Daud dengan bait Allah, agar orang-orang Yehuda menyadari bahwa Daud yang adalah tokoh utama dan idéal dalam 1-2 Tawarikh itu adalah keturunan Adam dan Abraham dan memiliki kontribusi dalam pembangunan bait Allah yang pertama. Ketiga, ia mengubah kalimat perbandingan Daud, yaitu status "tidak seperti Daud" dan "seperti Daud." Keempat, ia mengubah beberapa kisah Daud, salah satunya adalah kisah pendaftaran dan hukuman. Dengan demikian, nyata bahwa penulis 1-2 Tawarikh "menggunakan" Daud sebagai "alat" untuk memulihkan identitas orang-orang Yehuda.