Abstract:
Diskusi tentang baptisan Roh Kudus antara pandangan non-Pentakosta dengan pandangan Pentakosta selalu diwarnai dengan perbedaan. James Dunn berpendapat baptisan Roh Kudus secara khusus dalam Kisah Para Rasul 2 berkaitan dengan keselamatan. Merespons Dunn, Roger Stronstad dan Robert Menzies berpendapat baptisan Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul selalu berkaitan dengan misi. Keduanya berpendapat pemahaman Dunn telah dipengaruhi oleh pemikiran Paulus tentang baptisan Roh Kudus. Max Turner di sisi lain melihat baptisan Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul berkaitan dengan misi maupun keselamatan. Pemahaman siapakah yang lebih tepat? Untuk menjawab pertanyaan itu, penelitian ini dilakukan. Peneliti bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman Dunn. Dalam analisisnya, Dunn menggunakan pendekatan historis dalam memahami baptisan Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul 2. Berbeda dengan Dunn, peneliti akan menggunakan pendekatan naratif. Penelitian ini tidak bermaksud menegasikan pendekatan historis, tetapi berusaha untuk memperkaya serta meninjau menggunakan pendekatan yang lebih kontemporer. Dengan metode ini, peneliti juga berusaha menghindari tendensi memahami baptisan Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul dipengaruhi oleh Paulus. Melalui analisis naratif, peneliti mendapati bahwa baptisan Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul 2 berkaitan erat dengan misi dan keselamatan. Keduanya bagai mata uang yang tak terpisahkan. Oleh karena itu, peneliti melihat pendapat Turner lebih dekat dengan analisis naratif kepada Kisah Para Rasul 2 yang dilakukan dalam penelitian ini.