Abstract:
Skripsi ini membahas tentang pembelajaran kelas dengan nilai keluarga. Saat ini tampak nyata bahwa kelas memperlihatkan relasi guru dan murid hanya sebatas formalitas, sehingga guru tidak mengenal murid dengan baik begitu juga sebaliknya dengan murid. Guru bersikap otoriter, melakukan tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun non-fisik, memaksa kehendaknya kepada murid, melihat murid sebagai objek pembelajaran dan tidak membangun relasi yang mendalam dengan murid, sehingga suasana di kelas tidak menyenangkan, murid tidak minât belajar dan malas datang ke sekolah serta malas menglkuti proses pembelajaran di kelas. Di sisi lain, guru kurang memahami fungsinya sebagai orangtua dalam kelas yang membangkitkan rasa aman dan nyaman dalam proses pembelajaran. Permasalahan ini perlu dijawab dengan melihat keunikan dari pendidikan Kristen yaitu konsep teologis yang mewarnai seluruh praktik pendidikan itu sendiri. Berkaitan dengan relasi dalam pembelajaran, Alkitab memperlihatkan setting keluarga sebagai prinsip utama dalam pembelajaran. Hal ini secara konsisten terlihat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian baru. Upaya membangun relasi antara guru dan murid, maka penulis mengusulkan paradigma baru bahwa kelas adalah keluarga. Dengan demikian terlihat relasi yang dekat antara guru dan murid seperti dalam konteks keluarga, yaitu ada peran guru sebagai orangtua dan murid sebagai anak.