dc.description |
Surat Kolose mengajar bagaimana orang Kristen menjadi dewasa
dalam Kristus. Tanpa Surat Kolose jemaat Kristen akan kesulitan
memahami proses bertumbuh untuk menjadi dewasa dalam
Kristus.
Dalam penulisan tafsiran Surat Kolose ini, dua penafsir menjadi
tempatpenulisbertanyayaitu Eduard Lohse [1971) dan Peter O'Brien
(1982). Pembaca segera melihat pengaruh Lohse dan O'Brien dalam
buku tafsiran ini. Akan tetapi, perbedaan penulis dengan kedua
penafsir tersebut segera nampak terlihat ketika membaca buku ini.
Satu hal menarik dari Eduard Lohse adalah penekanannya kepada
sifat Ibrani Surat Kolose. Misalnya. verba eucharisteô (mengucap
syukur) jarang dipakai dalam terjemahan LXX. Meski jarang digunakan
LXX Lohse (1971:34) berpendapatbahwaverba tersebut dalam tulisan
Paulus dipengaruhi tradisi Ibrani. Pakar-pakar Paulus masa kini pun
berupaya membawa kembali pemikiran Paulus ke dalam lingkaran
Ibrani.
Terjemahan teks dalam bahasa Indonesia diberikan dalam bentuk
yang mendekati konstruksi bahasa aslinya. Kalimat bahasa Yunani
yang panjang dengan anak kalimat yang terkadang kompleks
diusahakan untuk dipertahankan dalam terjemahan. Tentu saja
terjemahan terlihat kaku. Hal ini sengaja dilakukan agar pembaca
dapat segera melihat perbedaan pokok kalimat dan anak-anak kalimat
yang menjadi gaya penulisan Paulus. Pilihan terjemahan demikian
diharapkan memudahkan pembaca melihat alur kalimat. Pembaca
yang ingin melihat terjemahan lebih halus dapat merujuk terjemahan
TBl-LAIatauTB2.
Dalam penulisan buku tafsiran ini tentu saja banyak pihak yang
membantu, dan nama-nama mereka tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih disampaikan kepada A.F, Eves br. Hasibuan dari
London School of Theology Inggris yang membaca sebagian naskah
dan memberi usulan agar tafsiran lebih kontekstual.
Buku tafsiran ini dapat diselesaikan ketika penulis mendapat
kesempatan untuk studi postdoctoral selama satu semester di Wycliffe
Hall Oxford University Inggris pada tahun 2012 karena dukungan
Langham Partnership International. Penulis menyampaikan terima
kasih kepada UEM dan Moderamen GBKP yang juga memberi
dukungan terhadap proyek penulisan buku ini.
Prof. A.T. Barus dan Th. Likas Ginting yang memperlihatkan hidup
dewasa dalam Kristus kepada penulis. Akhirnya, terima kasih kepada
Dra. Nurlan Kembaren, M.Si, yang mendampingi penulis berjalan
menuju orang Kristen dewasa dalam Kristus. |
en_US |