dc.description.abstract |
Mazmur 127 adalah bagian dari mazmur-mazmur ziarah. Penulis mazmur ziarah melihat hidup sebagai suatu perjalanan, perjalanan ziarah. Kata “ziarah” (ha|mma|`álôt) pada ayat 1 dapat juga diterjemahkan ke tempat tinggi. Perjalanan ke tempat tinggi. Bagi bangsa Israel kuno, ziarah merupakan suatu perjalanan ke Yerusalem, tempat yang tinggi, di mana Allah berada, perjalanan menjumpai Allah. Perjalanan ziarah diiringi dengan nyanyian. Sebagai mazmur ziarah, Mazmur 127 disebut sebagai mazmur keluarga. Hidup berkeluarga adalah sebuah perjalanan ziarah untuk bertemu dengan Allah. Isi mazmur ini menyangkut dua pokok penting dalam hidup berkeluarga yakni rumah dan anak-anak. Kehidupan keluarga yang dijalani dengan susah payah pada perenungan terakhir disadari dan diterima sebagai pemberian Allah. Pemazmur tidak merendahkan atau mencela kerja keras manusia dalam mencari dan membina dua pokok dasar tersebut, melainkan pemazmur mengarahkan pencarian manusia kepada sumber yang sebenarnya. Pokok teologis yang didendangkan pemazmur adalah: Allah adalah sumber segala sesuatu yang diperlukan manusia. Rahasia kesuksesan keluarga terdapat pada Allah. Mazmur 127 dipandang sebagai karya raja Salomo atau berasal dari zaman pemerintahan raja Salomo (ay. 1). Dengan perkataan lain, mazmur ini telah beredar dalam masyarakat Israel kuno sejak zaman pemerintahan Salomo. Suatu kemungkinan penyusunan mazmur ini diilhami oleh kehidupan keluarga raja Salomo. Informasi kata Salomo pada ayat 1 akan digunakan untuk menyingkapkan makna terkandung dalam mazmur ini. Karakter Salomo berfungsi sebagai alat penggali makna mazmur ini. Meski demikian, tidak dapat dipastikan apakah mazmur ini merupakan komposisi puisi yang diterbitkan sebelum atau sesudah zaman pembuangan. Bahkan A. Weiser berpendapat bahwa mazmur ini tidak terikat pada waktu atau periode sejarah tertentu karena “ia termasuk dalam dunia amsal yang tidak terikat pada waktu sejarah (it belongs to the timeless world of the proverb).” |
en_US |