Abstract:
Tesis ini membahas bagaimana konsep penghakiman menurut perbuatan dalam penghakiman terakhir tidak bertentangan dengan konsep keselamatan melalui anugerah dan iman kepada Kristus. Bahwa manusia akan dihakimi menurut perbuatan-perbuatannya dalam penghakiman terakhir jelas diajarkan oleh Alkitab. Bangsa Israël dalam Perjanjian Lama memahami konsep ini sebagai peringatan mereka untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Tetapi Perjanjian Baru lebih eksplisit mengajarkan bahwa manusia akan dihakimi menurut perbuatan-perbuatannya dalam penghakiman terakhir. Bagi orang-orang percaya yang telah menerima keselamatan dari Allah dan hidup di dalam Kristus juga Kristus di dalam diri orang-orang percaya), mereka telah menerima segala manfaat dari karya atonement Kristus termasuk pengampunan dosa, dan pengimputasian kebenaran dan ketaatan Kristus, sehingga penghakiman menurut perbuatan pada penghakiman terakhir adalah suatu peristiwa yang tidak menakutkan, bahkan seharusnya menjadi suka cita penuh. Selain itu, melalui karya Roh Kudus dalam keselamatan orang-orang percaya, mereka ditransformasi dalam natur yang telah rusak dan dimampukan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagai hasil dari iman yang telah mereka miliki.