Abstract:
Skripsi ini membahas tentang identitas manusia sebagai imago Dei Trinitaris. Di dalam kekristenan, konsep imago Dei yang dijadikan dasar untuk memahami identitas manusia memiliki beragam interpretasi sehingga bentuk pemahaman yang diperoleh mengenai identitas manusia juga berbeda. Setidaknya ada beberapa interpretasi yang dikenal secara umum, yaitu interpretasi substansial, fungsional, dan relasional. Umumnya, pemahaman mengenai identitas manusia yang sudah ada menekankan kepemilikan manusia akan salah satu kapasitas yang dimiliki di dalam dirinya sebagai individu. Padahal, manusia secara utuh diciptakan sebagai imago Dei Pemahaman konsep imago Dei Trinitaris di dalam pemikiran Stanley J. Grenz tidak memahami identitas manusia dengan berfokus pada salah satu bagian di dalam diri manusia melainkan manusia dipahami dengan seluruh keberadaan dirinya sebagai imago Dei untuk hidup berelasi dengan Tuhan dan sesama manusia. Melalui konsep ini, manusia dipahami secara lebih lengkap dibandingkan dengan pemahaman mengenai identitas manusia yang dipahami dengan hanya menekankan salah satu kapasitas yang dimiliki di dalam diri manusia untuk hidup sebagai individu yang diciptakan menurut imago Dei. Melalui metode ini akan diperoleh pemahaman berupa identitas manusia sebagai makhluk persekutuan. Sebagai makhluk persekutuan, manusia mendapatkan identitasnya ketika manusia hidup berelasi dengan Allah dan sesama di dalam kasih sebagaimana Allah Tritunggal adalah persekutuan kasih.