Description:
Iman adalah kata kunci dalam setiap agama. Agama Kristen
pun bergerak dan berjalan dalam koridor iman. Tidak heran bila
kemudian teolog-teolog Kristen mendiskusikan konsep iman. Wolfhart
Pannenberg, misalnya, menegaskan bahwa teologi tidak dapat meng abaikan pertanyaan-pertanyaan dasar iman pada Yesus Kristus.1
Diskusi
mengenai iman Kristen lebih didominasi oleh konsep iman menurut
surat-surat Paulus. Gerhard Ebeling, contohnya, dalam buku penting
tentang iman berjudul The Nature of Faith (1961) merumuskan iman
berdasarkan Roma 3:28. Meski beberapa disertasi tentang iman ditulis
berdasarkan Injil Yohanes, tetapi konsep iman dalam Injil Yohanes
belum mendapat perhatian yang seharusnya. Mungkin karena para ahli
yang hidup dalam tradisi “justification by faith” sudah merasa puas de ngan konsep iman seperti itu.
Bila demikian halnya, mengapa masih merasa perlu menggali
konsep iman dalam Injil Yohanes? Alasan utama dan terutama adalah
penggunaan masif konsep iman dalam Injil Yohanes. Meski Yohanes
tidak menggunakan kata ”iman” sebagai kata benda, melainkan kata
kerja ”beriman,” penggunaan kata ”iman” dalam bentuk kata benda
tetap dipertahankan penggunaannya demi alasan praktis.