Abstract:
Di dalam catatan sejarah, pertumbuhan gereja tidak lepas dari ancaman-ancaman baik secara eksternal maupun secara internal. Ancaman eksternal adalah ancaman yang dialami oleh gereja karena penganiayaan terhadap orang Kristen, penghancuran gedung gereja dan kedurhakaan, sedangkan ancaman internal adalah ancaman yang dialami oleh jemaat akibat dari dampak ajaran-ajaran yang menyesatkan. Gereja pada masa pelayanan rasul Yohanes (sekitar tahun 80-an) mengalami ancaman internal. Gereja tidak lagi mempermasalahkan pertentangan tentang pembenaran oleh iman dengan perbuatan, tetapi yang menjadi pokok permasalahan adalah masuknya guru-guru palsu atau nabi-nabi palsu yang mempertentangkan pribadi Yesus Kristus. Guru-guru palsu atau nabi-nabi palsu masuk dalam komunitas orang percaya (1 Yoh. 2:18-19) dengan mengajarkan tentang Yesus bukanlah Kristus, penyangkalan terhadap Bapa dan Anak Allah (1 Yoh. 2:22) dan menyangkal Yesus telah datang dalam rupa manusia. Satu pengajaran yang mempertentangkan pribadi Kristus sebagai Anak Allah dan pribadi Yesus sebagai manusia adalah Gnostisisme. Gnostisisme adalah pandangan yang beranggapan bahwa roh itu baik sedangkan materi pada hakikatnya buruk, sehingga Gnostisisme beranggapan bahwa Yesus sama sekali tidak ilahi melainkan hanya salah satu dari rangkaian pancaran yang keluar dari Allah.