Abstract:
Tesis ini meneliti surat Yakobus, khususnya mengenai nasihat Yakobus
kepada para pembacanya untuk berdoa kepada Allah. Nasihat doa ini hadir
di tengah konteks penderitaan yang sedang dialami oleh para pembaca
surat ini. Terdapat dua pertanyaan riset menuntun penelitian ini. Pertama,
apa peran doa bagi umat yang sedang menderita? Kedua, apa saja aspek
berdoa yang ditekankan dalam nasihat Yakobus? Untuk menjawab
pertanyaan ini, eksegesis akan dilakukan kepada kedua teks ini melalui
pendekatan historical-grammatical yang diperkaya dengan pengamatan
terhadap intertektualitas dari ajaran doa Yakobus dengan ajaran Yesus dan
Perjanjian Lama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa doa sangat berperan
di dalam pergumulan pengikut Kristus yang menderita. Mereka dipanggil
untuk meminta hikmat di dalam doa, agar dapat merespons penderitaan
yang mereka alami secara bijaksana, yakni melihat penderitaan sebagai
ujian iman yang berujung kepada kesempurnaan (1:2-8). Selain itu, mereka
didorong untuk tetap berharap dan berdoa bagi kelepasan mereka dari
penderitaan (5:13-18). Selanjutnya, Yakobus menekankan beberapa aspek
penting di dalam berdoa: 1) berdoa secara komunal, yakni saling
mendoakan dan melibatkan pemimpin gereja (5:14); 2) berdoa dengan
iman dalam artian trusting, yakni bersungguh-sungguh percaya bahwa
Allah sanggup menolong mereka dalam penderitaan (1:6; 5:15); 3) berdoa
sebagai orang benar, karena Allah mendengar doa orang yang hidup benar
di hadapan-Nya (5:16-18).