Abstract:
Memiliki anak merupakan sebuah anugerah terlebih lagi memiliki anak dengan kondisi normal dan sempurna. Pada kenyataannya kelahiran anak dengan kondisi berkebutuhan khusus dalam hal ini down syndrome sangat mungkin terjadi. Diperkirakan 88% kelahiran anak down syndrome dipengaruhi oleh ibu.
Beberapa perjuangan ibu berkaitan dengan anak down syndrome antara penerimaan, pendampingan serta menjaga kehidupan spiritualitas agar dapat menjaga kestabilan emosi. Komunitas POTADS hadir untuk mendampingi dan melatih anak-anak dengan berbagai keterampilan serta melatih ibu dalam terapi anak. Akan tetapi POTADS tidak menitikberatkan dalam hal pembangunan spiritualitas ibu.
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis melakukan proyek akhir ini.
Penulis menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara secara tidak terstruktur kepada masing-masing responden. Hasil yang diperoleh menunjukkan pertama, bahwa pada awalnya setiap responden mengalami penolakan terhadap anak down syndrome dan kelelahan saat mendampingi anak down syndrome. Kedua, setiap responden menyadari bahwa mereka merasa perlu untuk terus membangun kedekatan dengan Tuhan (kehidupan spiritualitas) untuk mengatasi kelelahan. Ketiga, kehidupan spiritualitas yang konsisten akan menimbulkan penerimaan yang tulus (ikhlas). Berdasarkan hal ini, diperlukan adanya rancangan kegiatan yang diprogramkan secara khusus bagi komunitas POTADS.