Abstract:
Tesis ini membahas signifikansi doa Yesus di Yohanes 17, khususnya terkait akan identitas dan pergumulan hidup in-group Yohanes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Identity Theory (SIT). Teori ini meneliti perilaku manusia berdasarkan identitas sosialnya, di mana identitas sosial memengaruhi konsep diri, perilaku, dan pemahaman dari individu yang tergabung di dalam kelompok sosial. Penggunaan perspektif ini dikarenakan dalam Yohanes 17 secara implisit mengungkapkan terminologi terminologi identitas sosial pembaca. Tujuan dari penelitian ini adalah hendak melihat keterkaitan antara doa dan identitas. Pergumulan yang sedang dihadapi oleh in-group adalah dikucilkan oleh komunitas Yahudi, sehingga membuat mereka merasa rendah diri dan tidak dianggap oleh komunitas luar. Hasil penelitian memperlihatkan tiga hal. Pertama, doa Yesus memulihkan identitas in-group. Perasan rendah diri karena dikucilkan, tetapi ketika membaca Injil Yohanes, mereka melihat Yesus memulihkan nilai diri mereka. Kedua, doa Yesus membentuk norma-norma dalam kelompok yang tercermin dari prototipe Yesus, yaitu bersaksi dalam penderitaan, kekudusan dan kesatuan dalam kasih. Ketiga, terkait dengan mobilisasi, yaitu doa Yesus menjaga in-group agar tidak melakukan mobilisasi sosial, dan doa Yesus juga memberikan dorongan kepada in-group untuk menjangkau out-group agar melakukan mobilisasi sosial.