Abstract:
Warisan budaya berupa ritual adat merupakan masalah yang masih harus dihadapi dalam pelayanan kepada suku Dayak. Dimulai dari pemahaman yang salah, membuat ritual adat seperti Naik Dango, Nyobeng dan Tiwah masih dan tetap menjadi bal yang utama di dalam kehidupan masyarakat. Injil sudah disampaikan sejak lama bahkan gereja pun sudah berdiri lama dalam kelompok suku Dayak, namun hingga hari ini, ritual adat masih tetap dilakukan secara bersama dengan ritual keagamaan Kristen. Hari Minggu ke gereja, di hari yang lain ritual adat yang bertentangan dengan nilai kekristenan dilakukan. Melihat kenyataan ini, ide untuk membawa perubahan dalam pemahaman menjadi tugas utama yang harus dilakukan. Gereja yang terpanggil untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada suku Dayak terlebih dulu harus memahami pengajaran yang Alkitabiah di samping konteks masyarakat yang ada. Dengan pemahaman demikian, ketika diperhadapkan dengan budaya, gereja memiliki dasar yang kuat dan pengertian yang tepat untuk bersikap dengan tepat dan memikirkan bagaimana cara untuk mentransformasi sikap orang Kristen Dayak terhadap ritual adat mereka.