Abstract:
Tema "Penghakiman berdasarkan perbuatan" yang muncul di Roma 2:1-16 telah menimbulkan berbagai perbedaan pandangan dikalangan para ahli. Perdebatan ini disebabkan tema "Penghakiman berdasarkan perbuatan" seolah-olah bertentangan dengan pernyataan Paulus mengenai "Pembenaran oleh iman dan bahwa "Taurat tidak dapat dijadikan pembenaran" di Roma 3. Para penafsir telah mencoba menyelesaikan permasalahan ini. Tesis ini berusaha memberikan sumbangsih di dalam upaya penyelarasan kedua hal tersebut, baik di dalam kerangka soteriologi Paulus maupun kerangka retoris suratnya kepada jemaat Roma, khususnya Roma 1:16-4:25. Dalam hal ini, perspektif eskatologi Paulus digunakan untuk menyelaraskan "Penghakiman berdasarkan perbuatan" dan "Pembenaran oleh iman." Pada penghakiman akhir semua orang akan dihakimi berdasarkan perbuatan, Perbuatan yang dimaksudkan adalah sa tu bagian dengan iman. Tujuan Paulus adalah supaya jemaat Roma menerima Injil dan beriman kepada Kristus sehingga akan luput dari penghakiman akhir Allah. Namun jika menolak maka akan masuk ke dalam pengadilan Allah dan menerima ganjaran.