Description:
Pelayanan seorang hamba Tuhan sangat berbeda dengan pelayanan dan
pekerjaan yang dipilih orang awam. Panggilan Tuhanlah yang menyebabkan
seseorang menerima tugas pelayanannya dan hanya kasih Tuhan yang memberi
motivasi dan kekuatan dalam pelayanan. Oleh sebab itu perjalanan yang harus
ditempuh seorang hamba Tuhan adalah jalan yang mulia sekaligus jalan yang banyak
rintangan. Jika bukan karena panggilan yang jelas dan penyertaan Tuhan, maka
hamba Tuhan tidak akan mampu menjalaninya. Paul Rowntree Clifford melontarkan
pertanyaan yang mendasar yang perlu kita pikirkan yaitu apakah benar seseorang itu
mendapatkan panggilan Tuhan secara pribadi sebagai hamba Tuhan? Jika ya, apa
konfirmasi dan otoritasnya?' Hal mendasar inilah yang perlu dipikirkan oleh seorang
hamba Tuhan sebelum ia melangkah lebih jauh pada waktu dibentuk di sekolah
teologia serta masuk dalam ladang pelayanan, karena sebagai hamba Tuhan dia
membawa nama dari tuan kita yaitu nama Tuhan Yesus. Istilah hamba Tuhan sendiri sudah mengesankan adanya suatu hubungan yang
khusus antara si hamba dengan tuannya, yaitu Tuhan. Hubungan ini menggambarkan
kedekatan seorang hamba dengan tuannya, karena seorang hamba yang baik dapat
mengerti tugasnya dengan baik dan apa yang menyenangkan hati tuannya. Walaupun
memiliki tanggungjawab yang besar tetapi la juga terkesan memiliki wewenang yang
berasal dari tuannya terhadap jemaat di mana dia melayani. Oleh sebab itu hamba
Tuhan memiliki stereotype tertentu di mata jemaat, misainya harapan yang terlalu
besar akan pribadi dan perannya. Pemeo gambaran hamba Tuhan selama ini adalah
model of perfect dan bukannya model of growth. Jemaat menaruh harapan dan
sekaligus beban yang sangat besar di bahu hamba Tuhan. Hamba Tuhan dianggap
orang yang serba tahu dan serba bisa. Jika ada jemaat melahirkan, hamba Tuhan
yang dipanggil; jika ada jemaat yang sakit, hamba Tuhan juga yang dipanggil; jika
jemaat pindah rumah, hamba Tuhan yang dipanggil; jika ada jemaat yang menikah,
hamba Tuhan juga yang dicari; bahkan sampai kematian pun, hamba Tuhan yang
dipanggil. Hamba Tuhan seolah-olah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan jemaat, dan siap dipanggil selama 24 jam.